Minggu, 27 Januari 2013



 ROBOTIKA



Robot Terminator
Terinspirasi dari film-film Hollywood, seperti Terminator,  Transformer dan Little Soldier. Berbagai robot super canggih berlaga dalam film-film imajinatif produksi Hollywood tersebut, membuat kita semua mungkin membayangkan bagaimana robot-robot yang sedemikian rupa dirancang oleh manusia mengalami lepas kontrol atau salah program dalam pembuatannya.
Di era kemajuan teknologi robot secara global, berbagai negara-negara maju membuat pertahanan militer mereka dengan mengandalkan robot-robot yang dapat menggantikan posisi tentara manusia di medan perang. Hal ini juga didukung dengan kemajuan perangkat keras khususnya mikroprosessor dan mikrokontroller turut serta mengambil bagian dalam teknologi robot. Mikroprosessor yang menjadi bagian terpenting dalam teknologi robot, membuat robot tidak hanya dapat berjalan, tetapi sudah bisa membuat suatu ungkapan ekspresi seperti tersenyum, tertawa, sedih bahkan sampai melakukan pekerjaan yang kompleks sekalipun.

Apa yang terjadi di film Terminator, Transformer dan Little Soldier ternyata dapat terelasisasi di medan pertempuran saat ini. Itu artinya, baku tembak di pertempuran bisa digantikan oleh robot, seiring meningkatnya protes banyaknya tentara manusia yang tewas di medan laga.
Diperkirakan, perang di masa depan akan lebih banyak dimainkan oleh robot-robot berteknologi tinggi. Tujuan utamanya untuk meminimalisir jumlah korban prajurit yang bertempur. Kini, sekitar 8.000 robot telah diterjunkan di medan perang. Mereka dipercaya akan membawa misi revolusi militer. Sebagian besar robot kini diterjunkan ke darat dengan tugas non-tempur seperti penjinakkan bom dan pesawat tanpa awak.
Seperti dikutip dari BBC, di masa depan sangat menjanjikan penggunaan lebih banyak tentara robot di medan tempur, termasuk kendaraan perang tanpa awak manusia.  Semakin dekat, Anda akan ditembak.  Inilah kelebihan robot yang mampu dikendalikan dari jarak jauh.
Sekarang pertanyaannya bagaimana jika robot tersebut menyerang target yang tidak seharusnya dan melanggar hukum perang? Akademisi Amerika Serikat Patrick Lin yang bekerja untuk membuat etika robot untuk militer, mengungkapkan, robot dapat diprogram untuk mengikuti standard tertentu.
Namun, bisakah komputer kita melakukan program ulang jika terjadi suatu kesalahan pada program awal?
Saat ini, Amerika Serikat (AS) telah menggunakan robot-robot canggih di pertempuran, baik itu di Irak maupun di Afghanistan.
Robot – robot ataupun instrumen militer yang dibuat tentunya lebih efektif dibandingkan tentara manusia, mereka tidak ragu dalam menembakan peluru, rudal maupun misil ke arah orang dewasa maupun anak – anak. Tidak ada perasaan yang dilibatkan hanya perintah dan kode – kode instruksi yang  dijalankan dalam bentuk bit – bit oleh mikroprosessor, 100% efektif.
Seperti halnya sistem pertahanan artileri otomatis yang diterapkan di Afghanistan. “Sistem tersebut akan menembak jika ditembak. Kita tidak dapat menghentikannya, kita hanya dapat mengaktifkannya.”
Penggunaan robot untuk keperluan militer di berbagi negara maju seperti Amerika Serikat, memang bukan sekedar wacana semata, namun hal ini telah mereka realisasikan dalam membuat sebuah alat perang yang tidak mungkin menolak perintah dan tidak ragu dalam mengerjakan misi tentunya menjadi impian para petinggi militer di negara manapun juga.
Jika tadi kehadiran robot – robot militer dilihat dari sudut pandang yang menguntungkan, tetap saja robot – robot militer tersebut tetap memiliki tujuan yang sama dengan tentara manusia yaitu sebagai alat yang digunakan untuk menghancurkan musuh. Tetap saja sasaran – sasaran yang dihancurkan sama, jika tidak perangkat militer, bangunan pasti manusia. Hal – hal inilah yang mungkin membuat beberapa peneliti / pengembang tidak setuju penggunaan robot dalam militer.
Sekali lagi ada banyak hal penting yang perlu diperhatikan dan diwaspadai dengan semakin maraknya penggunaan robot di bidang militer. Karena biar bagaimanapun, robot merupakan sebuah benda yang diberi kecerdasan buatan, yang menjalankan tugas sesuai dengan program yang telah diinstruksikan kepadanya yang tidak memiliki perasaan dan hati nurani layaknya manusia. Robot yang merupakan teknologi buatan manusia bisa saja menjadi pedang bermata dua termasuk tuaannya sendiri. Maka dari itu, manusia perlu melakukan antisipasi dari teknologi robot itu sendiri. Jangan sampai manusia yang awalnya mengendalikan robot malah menjadi sebaliknya???
Informasi diperoleh dari berbagai sumber ditambah dengan opini dari penulis.
blogaanwati.wordpress.com


Dewasa ini perkembangan teknologi semakin berkembang pesat, salah satunya perkembangan teknologi robot. Berbondong-bondong negara yang ada di dunia ini melakukan banyak riset dalam hal perkembangan teknologi robot. Seolah tak mau kalah negara-negara maju seperti Amerika Serika, Jepang, Korea Selatan dan China terus melakukan inovasi-inovasi terbaru dalam hal perancangan dan penggunaan teknologi tinggi dalam robot-robot yang mereka ciptakan. Bagaimana dengan perkembangan robot di Indonesia sendiri ?
Di Indonesia sendiri perkembangan teknologi pada tahun 2012 ini mulai mengalami perkembangan jika dibandingkan dekade lalu sekitar tahun 2000, minat masyarakat Indonesia yang masih sangat minim dengan teknologi robot, ditambah lagi dengan sangat jarang dijumpai perguruan tinggi yang memiliki perkuliahan yang khusus tentang robot, namun sejak mulai maraknya lomba robot, kini hampir di setiap perguruan tinggi terkemuka memiliki tim robot yang siap bertanding dalam berbagai acara perlombaan robot tersebut.
Meskipun Perkembangan robotika di Indonesia akhir-akhir ini lumayan pesat. Tapi agar Indonesia mampu  bersaing di dunia dibutuhkan dukungan pemerintah yang lebih intens tentunya dengan dukungan biaya yang tidak sedikit dan fasilitas penunjang yang memadai.  Karena biar bagaimanapun, Indonesia masih tertinggal jauh jika dibandingkan dengan Negara Amerika, jepang, Korea dan China.
Sekarang kita bandingkan perkembangan Teknologi robot di negara-negara tersebut.
Amerika Serikat sebagai negara adi kuasa melakukan perkembangan teknologi robot dalam bidang militer, kesehatan dan antariksa mereka. Berbagai upaya mereka lakukan dengan dana yang tak terbatas demi menciptakan robot-robot andalan mereka.
Selama ini, revolusi militer robot telah diterapkan dalam pesawat udara seperti pesawat tanpa awak milik AS di Afghanistan.
Negara Jepang yang sampai saat ini masih terdepan dalam dunia robot. Berbagai robot untuk membantu pekerjaan manusia telah diciptakan. Hal ini didukung oleh dana dari pemerintahan jepang  dalam mendanai riset-riset yang mereka lakukan dalam perkembangan robot mereka. Pada bulan September 2012, Jepang juga telah berhasil memecahkan rekor dengan lahirnya evolta. Robot yang menjadi maskot perusahaan elektronik asal Jepang.

Menurut pakar Pakar Mekatronika/ Robotika dari UI, Dr Abdul Muis M EngKorea, “Korea telah membuat robot center yang sangat besar sebagai tempat pengenalan dan sosialisasi teknologi robot. Setiap sekolah di sana juga diundang dan dibiayai untuk melakukan tur studi ke robot center. Sementara China juga tak kalah cepat perkembangan teknologi robotnya,” katanya.
Robot-robot buatan China diantaranya berfokus pada sektor kuliner seperti alat masak di bawah ini :

Sekarang kita beralih ke Indonesia.
Sebuah Humanoid Robot, karya Wisnu Indrajit, mahasiswa Teknik Elektro, Universitas Indonesia. Robot ini memiliki kemampuan dapat mengikuti gerakan manusia dengan cepat, (9/10). TEMPO/ JACKY RACHMANSYAH.
Menurut Managing Director Lego Mikrobot, Bambang Rusli. Saat ini penerapan teknologi robot di Indonesia secara umum di bidang industri masih sangat terbatas dan disebabkan dua faktor yaitu tenaga ahli yang kurang dan biaya operasional yang mahal.
Perusahaan akan lebih memilih tenaga kerja manusia karena biayanya jauh lebih murah jika dibandingkan dengan tenaga kerja dalam bentuk robot.
Dijelaskan, penerapan teknologi robot di bidang pendidikan justru sudah cukup besar. Meskipun begitu, penerapannya masih belum merata. Tenaga pengajar maupun infrastruktur pendidikan Indonesia belum siap dengan penerapan teknologi robot.
Teknologi robot saat ini masih belum bisa diterapkan di Indonesia karena ketidaksiapan berbagai faktor, misalnya faktor pengangguran yang masih tinggi.
Secara financial, Indonesia juga masih belum siap dengan cost (biaya) yang harus dikeluarkan untuk penerapan teknologi tersebut, ujar Bambang.
Diharapkan pemerintah dapat lebih memberikan apresiasi dan perhatian terhadap para pelaku di bidang robotika, baik itu pencipta maupun pengguna. Dikatakannya, pemerintah juga harus memberikan edukasi dan memotivasi kreativitas masyarakat, khususnya anak-anak.
Meskipun begitu, antusiasme masyarakat terhadap robotika kian meningkat dari tahun ke tahun. Terbukti dari beberapa ajang kompetisi robot yang semakin diminati masyarakat. Selain itu dukungan sekolah semakin besar terhadap penggunaan teknologi robot. Teknologi robot saat ini sangat dibutuhkan dalam bidang pendidikan, karena tuntutan globalisasi.
Sedangkan Indonesia sendiri dalam penggunaan teknologi robot baru bisa diimplementasikan pada robot security yang dipakai untuk menjinakan bom-bom yang saat ini sedang marak terjadi dimana-mana.  Cara kerja robot penjinak bom tersebut berjalan perlahan melintasi halaman dan menyelinap ke dalam rumah target Robot ini mampu mengambil gambar, video bahkan memindahkan benda. Dengan pergerakannya membopong kamera, robot ini memuluskan langkah polisi dalam membekuk orang yang bersembunyi dalam rumah di tengah ladang jagung yang berhawa dingin tersebut, yang diduga sebagai mastermind dari serangkaian tindakan terror yang terjadi di Indonesia selama satu dekade terakhir (termasuk terror bom yang terjadi di Hotel The Ritz-Carlton dan JW Marriott, kawasan Mega kuningan, Jakarta 17 Juli lalu).
Indonesia memang masih melakukan perkembangan dalam teknologi robot, meskipun memang belum secanggih dengan negara-negara maju pada umumnya. Tetapi, dari negara maju tersebut Indonesia bisa banyak belajar dan dukungan pemerintah untuk mendanai dan memberikan fasilitas dalam perkembangan teknologi robot perlu ditingkatkan.
Dari Berbagai sumber : www.suaramedia.com dengan tambahan opini dari penulis
blogaanwati.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar